Budaya Tingkeban - Ritual Adat Jawa

Ritual Budaya Tingkeban, Mitoni, Miled, 7 Bulanan Bayi Dalam Kandungan


Upacara adat Jawa dalam rangka memperingati tujuh bulan kehamilan 
Anugrah Sulistiyowati dan Harry Tauvan Willis di Lekap Banyuanyar Kalibaru 


Tingkeban atau yang dikenal dengan Mitoni merupakan tradisi slametan yang ada di dalam upacara masyarakat Jawa. Mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh. Upacara Mitoni ini adalah upacara adat dalam rangka memperingati tujuh bulan kehamilan, upacara sebelum melahirkan. Bagi masyarakat Madura Tingkeban dikenal dengan Miléd.

Pada dasarnya Tingkeban/Mitoni/Miléd ini bertujuan untuk mendoakan ibu dan bayi yang ada di kandungan agar terlahir normal dan lancar serta dijauhkan dari marabahaya.
Konon katanya, Tingkeban ini bermula dari kisah Niken Satingkeb, perempuan Jawa yang telah melahirkan 9 kali namun tidak bertahan hidup hingga dewasa. Klik di sini untuk membaca cerita Niken Satingkeb.

Menurut masyarakat Lekap Banyuanyar Kalibaru, tahapan yang dilakukan dalam melakukan Tingkeban ini adalah :

1. Siraman ; mandi. Sebagai simbol penyucian jiwa dan raga. Proses siraman dilakukan dengan menggunakan gayung yang terbuat dari batok kelapa dan air siramannya diberi bunga 7 rupa.

2. Ibu hamil melakukan penginjakan telur ayam kampung hingga pecah.

3. Sang suami melakukan pemecahan kelapa (1 kali pembelahan). Jika kelapa terbelah lurus maka bayi yang dikandung laki-laki dan jika kelapa terbelah miring maka bayi yang dikandung perempuan.

4. Acara ditutup dengan makan rujak buah.  

Sekian untuk ritual budaya adat ini. Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.



Oleh : Delaardillah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hobi - Aktivitas Menyenangkan yang Dilakukan Di Waktu Senggang

Kerja Bakti Warga Desa Segobang Bersama Mahasiswa Untag Banyuwangi